--> Skip to main content
Budidaya

follow us

Cara Budidaya Ikan Patin pada Jaring Apung

Cara Budidaya Ikan Patin pada Jaring Apung

Setelah membahas mengenai Teknik Pembesaran Ikan Patin di Jaring Apung Secara Intensif. Selanjutnya kita akan membahas mengenai pembesaran di Jaring Apung.

Pembesaran ikan patin di jaring apung bisa dipelihara bersamaan dengan ikan nila. Ikan nila yang digunakan bisa ikan nila biasa, nila merah, atau nila gift.

Namun pemeliharaan patin dengan nila di jaring apung bukan dalam konteks polikultur, melainkan dalam dua wadah atau yang disusun bertingkat.

Bagian atas merupakan wadah jaring apung untuk pemeliharaan ikan patin, sedangkan jaring bawahnya untuk pemeliharaan ikan nila. Jaring apung yang digunakan untuk pembesaran patin merupakan jaring apung dengan kontruksi biasa. Sementara itu, jaring apung untuk pemeliharaan nila merupakan jaring apung jenis jaring kolor.

Untuk pembesaran patin dengan nila, satu unit jaring apung terdiri atas empat petak jaring apung, satu buah jaring kolor untuk ikan nila, dan satu buah rumah jaga. Ikan nila tidak diberi pakan tambahan secara khusus, tetapi hanya memanfaatkan sisa-sisa pakan yang diberikan kepada ikan patin. Pakan yang diberikan berupa pelet yang harganya murah.

a. Persiapan Jaring
Pastikan jaring yang gidunakan tidak ada yang sobek atau rusak. Selanjutnya, jaring bisa dipasang di rakit yang telah disiapkan. Berikan pemberat berupa batu di setiap sudut bagian bawah jaring agar bentuk jaring menjadi sempurna.

b. Pembesaran Benih
  1. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat suhu rendah.
  2. Sebelum ditebar, benih ikan patin yang berada dalam kantong plastik dibiarkan mengapung di atas air selama 5-10 menit.
  3. Buka kantong plastik, lalu tambahkan sedikit demi sedikit air dari jaring ke dalam kantong hingga kondisi suhu air di dalam kantong sama dengan kondisi air di dalam jaring.
  4. Biarkan ikan patin di dalam kantong plastik keluar dengan sendirinya ke dalam jaring apung.
Benih patin yang ditebarkan harus lebih besar daripada ukuran mata jaring apung agar ikan patin yang diperlihara tidak dapat lolos keluar jaring. 

Padat penebaran juga harus diperhatikan karena pada dasarnya ada keterkaitan antara jumlah ikan yang ditebarkan dengan daya tampung optimal jaring apung. Untuk menentukan jumlah ikan patin yang akan ditebarkan, sebaiknya menggunakan rumus berikut ini :

PPI = BTP : BRP x BRT

Keterangan :
PPI = Padat penebaran ikan (kg/meter kubik)
BTP = Berat total panen (kg/meter kubik)
BRP = Berat rata-rata produksi akhir (kg/ekor)
BRT = Berat rata-rata penebaran (kg/ekor)

c. Pemeliharaan
Untuk mempercepat pertumbuhan, selama pemeliharaan, setiap hari patin diberi makanan tambahan berupa pelet sebanyak 3-5% dari bobot total tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada pagi hari, siang hari, sore hari serta malam hari.

Lakukan juga sampling setiap sepuluh hari sekali dengan cara mengambil sample beberapa ekor ikan. Tujuannya untuk mengetahui bobot rata-rata ikan sehingga dapat diketahui bobot total ikan yang dipelihara. Dengan cara tersebut, dapat diketahui jumlah pakan yang diberikan.

Kegiatan lain yang perlu dilakukan selama pemeliharaan adalah pengontrolan jaring, kualitas air, kesehatan ikan, dan keamanan lingkungan.

Jika ada bagian yang rusak atau putus, segera perbaiki. Jika tidak dilakukan, ikan yang dipelihara akan lolos dari jaring atau hama pemangsa akan masuk ke dalam jaring.

Pengontrolan terhadap kualitas air dimaksudkan guna memastikan bahwa air tersebut masih layak digunakan sebagai media hidup ikan. Secara rutin, lakukan pengukuran kualitas air.

Cara yang sangat sederhana adalah dengan cara mengetahui tingkah laku ikan yang dipelihara. Misalnya, jika tingkah laku ikan gelisah, berarti terjadi sesuatu pada air tersebut, seperti kurangnya asupan oksigen, air tercemar, atau ikan terserang penyakit.

d. Pemanenan Hasil
Pemanenan bisa dilakukan secara total dan selektif. Pemanenan selektif hanya memanen ikan patin yang berukuran besar. Hal ini dilakukan karena pertumbuhan ikan tidak seragam. Sementara itu, pemanenan total meliputi seluruh ikan patin yang ada di dalam jaring.

Pemanenan dilakukan dengan mempersempit ruang gerak ikan patin, yaitu dengan mengangkat atau menggulung beberapa sudut jaring sehingga ikan patin akan terkumpul di salah satu sudut yang lain.

Ikan patin yang sudah terkumpul ditangkap menggunakan serok atau alat tangkap lainnya. Selanjutnya, ikan ditampung di tempat lain atau langsung dibawa ke pasar. Saat panen, ikan patin jangan sampai ada yang terluka karena dapat menurunkan mutu ikan yang pada akhirnya dapat menurunkan harga jual ikan tersebut.

Demikianlah postingan artikel pada hari ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca setia blog budidaya ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan adan kurangnya materi yang disampaikan. Sukses selalu yah ..

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar