--> Skip to main content
Budidaya

follow us

Cara Menetaskan Artemia

Cara Menetaskan Artemia

Artemia merupakan jenis udang-udangan tingkat rendah dari phylum arthropoda yang memiliki kandungan nutrisi cukup tinggi, seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam-asam amino.

Pada stadium awal, saluran pencernaan pada benih masih sangat sederhana sehingga memerlukan nutrisi pakan berupa jasad renik (pakan alami dalam kondisi hidup) yang mengandung nilai gizi yang sangat tinggi.

Salah satunya berasal dari artemia ini. Artemia memiliki kandungan protein hingga 63% dari bobot keringnya. Di alam, artemia dapat hidup di perairan yang bersalinitas tinggi antara 60-300 ppt dan mempunyai toleransi tinggi terhadap oksigen dalam air.


Karena itu, artemia secara alami banyak hidup di perairan laut yang kadar garamnya tinggi. Saat ini, artemia banyak dijual di pasaran dalam bentuk crystal (telur). Pasokan artemia saat ini sepenuhnya masih berupa barang impor.

Itulah alasannya harga artemia hingga kini masih sangat tinggi. Indonesia sendiri belum memproduksi secara komersial untuk artemia.

Penetasan telur artemia dilakukan dengan menggunakan wadah berupa galon bekas air mineral yang diletakan terbalik sehingga berbentuk corong. Untuk 1 unit pendederan patin diperlukan 4-6 buah galon bekas air mineral.

Kultuer artemia dilakukan setelah enam jam penebaran larva. Penetasan telur artemia dimulai dari galon pertama, disusul enam jam kemudian galon ke 2, begitupun selanjutnya sampai galon ke 4.

Tujuannya adalah agar naupli (larva) artemia dapat tersedia setiap saat. Berikut cara melakukan penetasan artemia :
  1. Isi galon bersih sebanyak 15 liter, masukan garam dapur sebanyak 375 gram. Aduk hingga semua bahan larut. Selanjutnya aerasi bisa dijalankan.
  2. Untuk kebutuhan pakan larva patin sejumlah 150.000 ekor, jumlah artemia yang dimasukan ke dalam galon pada hari pertama sebanyak 30 gram/galon. Pada hari ke 2 dan seterusnya dinaikan menjadi 70 gram/galon.
  3. Setelah 25-30 jam kemudian, telur artemia akan menetas. Angkat aerasi dan endapkan artemia selama 5-10 menit. Tujuannya adalah untuk memisahkan antara naupli artemia dengan cangkangnya. Biasanya naupli akan mengendap atau berenang sedangkan cangkangnya akan mengapung dipermukaan air.
  4. Naupli artemia yang telah menetas disipon menggunakan selang kecil. Selanjutnya, tampung artemia ke dalam ember penyimpanan sementara yang telah dilengkapi aerasi.
  5. Ambil naupli artemia yang telah sesuai kebutuhan dan berikan kepada larva patin yang dipelihara setiap 1-2 jam sekali.
Demikianlah postingan kali ini, semoga banyak bermanfaat bagi pembudidaya ikan patin ataupun ikan yang lainnya yang membutuhkan artemia. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penulisan artikel ini. Salam sukses..

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar