Jenis Hama Cabe Merah
Hama merupakan spesies pengganggu dapat berupa bakteri, hewan predator, ataupun serangga yang sangat mengganggu bagi tumbuhan yang dibudidayakan oleh para petani.
1. Thrips (Gejala Serangga)
Pada umumnya hama ini berkembang pesat dimusim kemarau, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada musim hujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips yang mati akibat tercuci air hujan.
Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak putih atau keperak-perakan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau keriput dan akhirnya mati.
Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati.
Cara pengendalian hama ini :
Kultur Teknis
- Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan tanaman perangkap. Cara ini cukup efektif untuk menunda serangan yang biasanya terjadi pada usia 14 HST. Penggunaan mulsa plastik juga dapat mencegah infeksi kutu daun dari luar pertanaman dan mencegah thrips mencapai tanah untuk berpupa, sehingga daur hidup thrips menjadi terputus.
- Sanitasi dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang thrips
- Tidak menanam tanaman inang (Famili Solanaceae
Fisik Mekanis
Penggunaan perangkap likat warna biru atau putih sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 meter persegi dan dipasang sejak tanaman berumur 2 minggu. Perangkap likat dapat dibuat dari potongan paralon berdiameter 10 cm dan panjang kurang lebih 15 cm, kemudian di cat putih atau biru, digantungkan di atas tanaman cabai. Lem yang digunakan berupa lem kayu yang diencerkan atau vaselin, lem dipasang setiap minggu sekali.
Hayati
Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama thrips, antara lain predator kumbang Coccinellidae, tungau, predator larva Chrysopedae, kepik Anthocoridae dan patogen Entomophthora sp.
Kimiawi
Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama dengan 15% per tanaman contoh) atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami antara lain yang berasal dari gadung.
2. Lalat Buah
Buah cabai merah yang terserang ditandai dengan adanya lubang bintik hitam pada bagian pangkal buah, tempat serangga betina meletakan telurnya. Jika buah cabai dibelah, di dalamnya terdapat larva lalat buah.
Larva tersebut membuat saluran di dalam buah dengan memakan daging buah serta menghisap cairan buah dan menyebabkan terjadinya infeksi oleh OPT lain sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum larva berubah menjadi pupa.
Serangan berat terjadi pada musim hujan, disebabkan oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh bakteri sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah.
Cara Pengendalian Hama Lalat Buah
Fisik Mekanis
3. Kutu Daun Persik2. Lalat Buah
Buah cabai merah yang terserang ditandai dengan adanya lubang bintik hitam pada bagian pangkal buah, tempat serangga betina meletakan telurnya. Jika buah cabai dibelah, di dalamnya terdapat larva lalat buah.
Larva tersebut membuat saluran di dalam buah dengan memakan daging buah serta menghisap cairan buah dan menyebabkan terjadinya infeksi oleh OPT lain sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum larva berubah menjadi pupa.
Serangan berat terjadi pada musim hujan, disebabkan oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh bakteri sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah.
Cara Pengendalian Hama Lalat Buah
Fisik Mekanis
- Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong lalat buah yang ada di dalam tanah akan mati terkana sinar matahari.
- Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar
Hayati
- Penggunaan perangkap dengan atrakan misalnya metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap. Jumlah perangkap yang dibutuhkan 40 buah per ha atau 2 buah per 500 meter persegi. Perangkap dipasang pada saat tanaman berumur 2 minggu sampai akhir panen dan atrakan diganti setiap 2 minggu sekali.
- Pelepasan serangga jantan mandul yang telah diradiasi dilepas ke lapangan dalam jumlah besar sehingga diharapkan dapat mengurangi keberhasilan perkawinan dengan lalat fertil dan akhirnya populasi lalat buah dapat berkurang.
- Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama lalat buah, antara lain parasitoid larva dan pupa, predator semut, Arachnidae (laba-laba), kumbang dan cocopet.
Penggunaan Varietas Tahan
Beberapa varietas yang agak tahan terhadap serangan hama lalat buah, yaitu tombak 1, tombak 2, Nenggala 1 dan Cemeti 1.
Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama, sehingga digunakan pestisida yang efektif, terdaptar dan sesuai anjuran.
Tanaman yang terserang kutu daun persik menjadi keriput, pertumbuhan tanaman kerdil, warna daun kekuningan, terpuntir, layu dan akhirnya mati. Kutu daun ini merupakan vektor lebih dari 150 strain virus, terutama penyakit virus CMV dan PVY.
Ledakan hama biasanya terjadi pada musim kemarau. Hama ini hidupnya berkelompok dan berada di bawah permukaan daun. Menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun muda dan bagian pucuk tanaman.
Cairan yang dikeluarkan kutu daun ini mengandung madu yang dapat mendorong tumbuhnya cendawan jelaga pada daun sehingga menghambat proses fotosintesis.
Cara pengendalian Kutu Daun Persik
Kultur Teknik
- Melakukan eradikasi gulma dan bagian-bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar.
- Tumpangsari cabai merah dengan bawang daun, dapat menekan serangan hama kutu daun persik karena bawang daun bersifat sebagai pengusir hama ini.
- Penggunaan tanaman perangkap, seperti tanaman caisin yang ditanam di sekeliling tanaman cabai merah, karena caisin lebih disukai oleh kutu daun persik daripada tanaman cabai. Jika populasi hama cukup tinggi, dilakukan penyemprotan pestisida pada tanaman perangkap saja.
Fisik Mekanis
- Penggunaan kain kasa pada bedengan persemaian maupun di sekitar pertanaman
- Penggunaan perangkap air berwarna kuning. Perangkap yang dibutuhkan sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 meter persegi, dipasang pada saat tanaman cabai berumur 2 minggu.
Hayati
Musuh alami yang potensial menyerang kutu daun persik di lapangan antara lain Predator kumbang, dan sejenisnya.
Kimiawi
Apabila jumlah kutu daun lebih dari 7 ekor per 10 daun contoh atau kerusakan tanaman lebih dari 15% per tanaman contoh dapat digunakan pestisida yang efektif, terdaftar dan sesuai anjuran. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada senja hari.
4. Ulat Grayak
Larva instar 1 dan 2 merusak daun dan buah dengan meninggalkan sisa-sisa epidemis daun bagian atas dan yang tinggal hanya tulang-tulang daun. Larva instar lanjut merusak tulang daun ditandai dengan gundulnya daun, kadang-kadang larva menyerang buah cabai.
Larva biasanya berada di permukaan bawah daun dan menyerang secara serentak dan berkelompok. Gejala serangan pada buah cabai ditandai dengan timbulnya lubang yang tidak beraturan pada permukaan karena daun dan buah habis dimakan ulat. Umumnya serangan berat terjadi pada saat musim kemarau.
Cara Pengendalian Hama ini sebagai berikut :
Kultur Teknis
- Sanitasi lahan dengan cara membersihkan gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi.
- Pengolahan lahan yang intensif dan saluran air
- Eradikasi selektif terhadap kelompok telur spodoptera sp yang dijumpai pada pertanaman cabai merah.
Fisik Mekanis
- Pemusnahan kelompok telur, larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang.
- Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat spodoptera litura sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 meter persegi. Pemasangan perangkap dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu.
Hayati
Pemanfaatan patogen SI, NPV, SI Bx 9, cendawan cordisep, Nematoda steinerma, predator syncanus sp, parasitoid apnteles sp, dll.
Kimiawi
Jika intensitas kerusakan daun akibat serangga ulat grayak telah mencapai lebih atau sama dengan 12,5% per tanaman contoh, maka pertanaman cabai disemprot dengan pestisida sesuai degnan yang dianjurkan.
Demikianlah artikel ini disampaikan, sebenarnya masih banyak sekali hama-hama yang menyerang cabai merah seperti kutu kebul dan sebagainya. Namun dengan keterbatawan waktu untuk menulisnya, mohon maaf tidak dapat di ulas semua.
Apabila ada yang ingin menambahkan atau mengisi blog ini saya persilahkan dengan sangat senang hati. Mohon maaf apabila masih banyak redaksi yang salah. Sukses selalu dan semoga berkah.