Cara Cepat Budidaya Cabai Merah
Hal yang menarik di Indonesia adalah lengkapnya bumbu-bumbu masakan terutama cabai yang memberikan rasa pedas disetiap makanan yang dikonsumsi masyarakat dunia. Dalam artikel ini saya akan membahas mengenai budidaya Cabai Merah.
Budidaya Cabai ini adalah berfungsi untuk mencapai produksi yang tinggi dengan mutu yang sesuai standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya standar mutu ini diharapkan akan diperoleh mutu buah cabai merah sebagai berikut :
- Ukuran buah yang dihasilkan seragam
- Keseragaman bentuk : 98 normal (mutu 1) 96 normal (mutu 2) dan 95 normal (mutu 3)
- Keseragaman ukuran panjang buah :12 - 13 (mutu 1), 9-11 (mutu 2) dan < 9 (mutu 3)
- Keseragaman ukuran garis tengah pangkal : 1,5-1,7 (mutu 1), 1,3 (mutu 2), <1,3 (mutu 3)
- Kadar kotoran 1% (mutu 1), 2% (mutu 2), dan 5% (mutu 3)
- Tingkat kerusakan dan busuk :0% (mutu 1), 1% (mutu 2), 2% (mutu 3)
- Buah aman untuk dikonsumsi.
Peningkatan produksi dan mutu cabai merah memerlukan manajemen khusus budidaya yang meliputi perbaikan manajemen serta aplikasi budidaya dari pra panen sampai dengan pasca panen.
Kegiatan budidaya cabai merah saat ini sudah banyak beralih sistem yang lebih maju, misalnya penanaman dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak dan penggunaan benih hibrida.
Kegiatan budidaya yang dinilai erat dengan tujuan dan target yang diterapkan adalah penyediaan benih, persiapan lahan, penanaman, pemasangan ajir, perempean, penanganan, pemupukan, pengendalian OPT, panen dan harus menggunakan benih bermutu dan varietas yang dianjurkan.
Bersamaan dengan kegiatan penyediaan benih, dilakukan kegiatan penyiapan lahan yang tujuannya untuk mempersiapkan lahan sebaik-baiknya agar pertumbuhan tanaman optimal. Kegiatan ini meliputi pengolahan tanah, pemberian kapur tanah bila pH tanah asam, pemupukan dasar, pemasangan mulsa dan pembuatan lubang tanam.
Setelah penyiapan benih dan persiapan lahan, dilakukan penanaman pada lubang tanam yang sudah disipakan dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk cabai. Selama pertanaman, diatur pengairannya, pemupukan, pemasangan ajir dan perempelan. Apabila tanaman terserang hama dan penyakit, dilakukan pengendalian OPT baik secara kultur teknis, fisik mekanis, hayati, maupun secara kimia dengan menggunakan peptisida yang dianjurkan dan tepat dosis. Disamping itu, pengendalian OPT juga ditujukan untuk mencegah terjadinya serangan OPT.
Panen dan pasca panen dilakukan untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik dan menjamin keseragaman ukuran dan mutuh buah tersebut sesuai dengan permintaan pasar domestik maupun ekspor.
Penyediaan Benih Cabai Merah
Penyediaan benih merupakan rangkaian kegiatan menyediakan benih cabai merah bermutu dari varietas yang dianjurkan dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat.
a. Penyiapan Media Semai
Benih disemaikan terlebih dahulu di media semai dengan komposisi tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 serta dimasukan dalam polibag semai. Media disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian. Polibag semai ini disusun di rak persemaian yang sudah dilengkapi insek net untuk mencegah Organisme Pengganggu Tanaman yang menyerang persemaian Cabai Merah.
b. Pemilihan Benih
Varietas benih dipilih sesuai dengan selera petani dan selera pasar dengan mempertimbangkan kualitas benih. Ciri benih berkualitas adalah sebagai berikut :
- Daya cambah tinggi
- Ketegaran tumbuh (vigor) baik
- Tumbuh serentak
- Tahan hama dan penyakit
c. Perlakuan Benih
Benih direndam dalam air hangat (suhu sekitar 50 derajat celcius) atau Previcur N (I cc/liter) selama 1 jam. Tujuannya perendaman ini adalah mempercepat perkecambahan dan menghilangkan hama dan penyakit.
Siram media tanam dengan air sampai jenuh, setelah itu benih di tanam dalam polibag. Tutup media tanam yang telah berisi benih cabai dengan plastik selama 2-3 hari, setelah berkecambah plastik dibuka dan lakukan pemeliharaan.
d. Pemeliharaan Bibit
Benih disiram setiap pagi secukupnya dan media dibersihkan dari gulma. Apabila terdapat serangan hama dan penyakit maka bibit cepat dicabut. Dalam upapaya menanggulangi hama, sebaiknya insek net atau jaring kelambu dipasang di persemaian sehingga hama yang merupakan vektor penyakit tidak dapat masuk ke areal persemaian.
Setelah 21-25 hari setelah semai (HSS) dan memiliki daun 4-5 helai dengan tinggi 10-15 cm, benih biasanya sudah siap pindah ke lahan.
Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan adalah kegiatan mempersiapkan lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, meliputi kegiatan persiapan atau pengolahan lahan, pemupukan dasar dan pemasangan mulsa plastik.
Cara melakukan pengolahan tanah sebagai berikut :
d. Pemeliharaan Bibit
Benih disiram setiap pagi secukupnya dan media dibersihkan dari gulma. Apabila terdapat serangan hama dan penyakit maka bibit cepat dicabut. Dalam upapaya menanggulangi hama, sebaiknya insek net atau jaring kelambu dipasang di persemaian sehingga hama yang merupakan vektor penyakit tidak dapat masuk ke areal persemaian.
Setelah 21-25 hari setelah semai (HSS) dan memiliki daun 4-5 helai dengan tinggi 10-15 cm, benih biasanya sudah siap pindah ke lahan.
Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan adalah kegiatan mempersiapkan lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, meliputi kegiatan persiapan atau pengolahan lahan, pemupukan dasar dan pemasangan mulsa plastik.
Cara melakukan pengolahan tanah sebagai berikut :
- Lakukan pembersihan lahan dari sisa tanaman dan sampah.
- Lakukan penggemburan lahan dengan cara mencangkul sampai kedalaman 30-40 cm, kemudian lahan dibiarkan terkena sinar matahari selama 2 minggu.
- Pada lahan kering bedengan dengan lebar 1-1,2m, tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 50 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan yang dikehendaki.
- Buat garitan-garitan dan lubang-lubang tanam dengan jarak (50-60 cm) x (50-70 cm) pada tiap bedengan terdapat 2 baris tanam.
Penanaman
Merupakan kegiatan pemindahan bibit dari persemaian ke lahan atau areal penanaman hingga tanaman berdiri tegak dan tumbuh secara optimal di lapangan.
Sebelum bibit ditanam, bedeng air terlebih dahulu supaya tanah lembab sehingga bibit lebih mudah beradaptasi dengan media tanam. Bibit dan tanah dikeluarkan dari polibag lalu ditanam di lubang tanam sampai leher akar. Lubang tanam di tambah dan dipadatkan.
Pemasangan Anjir
Air yang digunakan dapat terbuat dari bambu atau kayu. Ukuran anjir 100-125 cm dengan lebar sekitar 5 cm. Anjir ditancapkan di dekat batang tanaman. Pengikatan tanaman ke anjir menggunakan tali dan dilakukan secara bertahap selama masa tumbuh tanaman.
Perlu diingat bahwa pengikatan tidak boleh terlalu kencang agar tidak merusak batang tanaman. Anjir ini bermanfaat untuk menyangga tanaman agar tidak mudah rubuh.
Perempelan
Merupakan kegiatan membuang tunas air, daun, bunga dan bagian tanaman lain yang rusak atau terkena serangan OPT. Tunas banyak tumbuh selama masa pertumbuhan. Sebaiknya tunas yang muncul di ketiak daun di bawah cabang utama dibuang karena tunas ini tidak produktif dan hanya ikut menyerap unsur hara dari tanah.
Perempelan tunas di ketiak daun biasanya dimulai usia 10-12 HST jika ditanam di dataran rendah dan 15-20 HST jika di dataran tinggi.
Perempelan bunga pertama pada cabang utama untuk menunda pembentukan bunga dan buah karena kondisi tanaman kuat.
Perempelan duan di cabang utama pada saat tajuk tanaman telah optimal. Perempelan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 75-80 HST untuk dataran rendah dan 90 HST untuk dataran tinggi tergantung varietas yang ditanam.
Pengarian
Memberi air sesuai kebutuhan tanaman di daerah perakaran dengan air yang memenuhi standar baku mutu pada waktu, cara dan jumlah yang tepat. Tanaman cabai tidak tahan kering sekaligustidak tahan dengan genangan.
Oleh karena itu pengairan dilakukan secukupnya saja. Jumlah kebutuhan air pertanaman selama masa pertumbuhan sekitar 250 ml/2 hari dan masa pembuangan dan pembuahan 450 ml/2 hari. Cara pengairan dapat dengan sistem LEB (air digenangkan di parit antar bedengan) selama 15-30 menit, dengan menggunakan selang maupun dengan irigasi tetes.
Pada musim penghujan sistem pembuangan (drainase) diatur supaya aliran air berjalan lancar sehingga akar cabai merah tidak tergenang air terlalu lama.
Pemupukan.
Penambahan unsur hara ke dalam tanah apabila kandungan unsur hara dalam tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal.
Pupuk dasar yang diberikan berupa pupuk kandang sebanyak 5.000 kg/ha dan NPK (15:15:15) sebanyak 200 kg. Pupuk dasar diberikan pada tengah bedengan dengan membuat larikan sedalam 10-15 cm. Pupuk kandang ditabur pada larikan secara merata dilanjutkan dengan pemberian pupuk NPK (15:15:15).
Demikianlah artikel kali ini, sebenarnya masih banyak yang harus dibahas dalam artikel ini, namun karena belum sarapan, jadi ditunda dulu yah. Besok atau nanti kalau ada waktu dibuatkan artikel terusan artikel tentang cabai merah ini.