--> Skip to main content
Budidaya

follow us

Cara Penyuntikan Hormon Pada Ikan Patin

Cara Penyuntikan Hormon Pada Ikan Patin

Setelah membahas artikel sebelumnya yakni Cara Seleksi Indukan Ikan Patin. Maka hal selanjutnya yang harus dilakukan untuk pembenihan adalah pemijahan buatan seperti menyuntik hormon.

Pemijahan dilakukan secara buatan melalui pemberian rangsangan untuk proses pematangan akhir gonad, pengurutan untuk proses pengeluaran telur dan pembuahan dengan mencampur sperma dan telur.

Bahan yang digunakan merangsang ovulasi pada ikan patin yang sudah dikenal seperti ovarium, HCG dan hipofisa ikan mas. Dalam petunjuk ini akan dijelaskan penggunaan ovaprim. Faktor yang paling penting mempengaruhi keberhasilan proses ovulasi adalah manajemen harian induk untuk mencapai kematangan gonad yang cukup.

Hormon yang digunakan adalah ovaprim, standar dosis ovaprim yang diberikan untuk indukan patin adalah 0,5 ml/kg sedangkan untuk indukan jantan adalah 0,2 ml/kg. Penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali pada bagian intramuscular di punggung atas kanan/kiri sudut punyuntikan 45 derajat, dengan interval waktu penyuntikan pertama dan kedua sekitar 6-12 jam.

Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis total dan sisanya 2/3 bagian lagi diberikan pada penyuntikan kedua.

Setelah penyuntikan kedua, 6-8 jam kemudian lakukan pengecekan ovulasi induk, pengecekan menentukan saat pengeluaran telur untuk proses pembuahan. Apabila pengeluaran telur dilakukan sebelum ovulasi, maka pengeluaran telur tidak akan lasti dan biasanya persentase keberhasilan pembuahan akan rendah.

Namun apabila terlalu lambat pembuahan biasanya juga gagal karena air sudah masuk ke dalam kantung telur yang menyebabkan lubang mikrofil pada telur sudah tertutup. Pengecekan ovulasi dilakukan dengan cara melakukan pengurutan pada bagian dekat urogenital secara perlahan dan hati-hati.

Ovulasi sudah tercapai bila sudah ada sedikit telur yang keluar sehingga pengurutan secara keseluruhan dapat dilanjutkan untuk proses pembuahan.

Media tempat penyimpanan indukan yang telah disuntik haruslah ideal, dalam arti baik harus tertutup dan bak berbentuk bulat dengan ketinggian lebih dari 1 meter, ini bertujuan untuk indukan yang telah disuntuk tidak stress yang berakibat pada kualitas telur.

Biasanya setelah 6-12 jam setelah penyuntikan ke 2, ikan siap di striping telurnya untuk diaduk dengan sperma yang telah di campur NaCI.

Untuk budidaya fase pembenihan ini haruslah pada area atau lokasi yang steril, sedangkan media untuk tebar telur menggunakan akuarium, fiber bak tembok, dan ini disesuaikan dengan kondisi suhu dan kebiasaan si pembudidaya.

Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran atau luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang.

Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m persegi dengan 18 buah ijuk atau sering disebut kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan.

Pintu pemasukan las dengan paralon dan pengeluarannya las juga memakai pralon atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menybar ke daerah yang ada telurnya.

Demikianlah postingan kali ini, karena sudah lelah dan mengantuk besok saya akan meneruskan artikel postingan ini dengan membahas Cara Striping Pada Ikan Patin. Semoga artikel besok lebih menarik dibandingkan dengan artikel hari ini. Salam sukses pengusaha Ikan Patin. Semangat!!!

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar