--> Skip to main content
Budidaya

follow us

Makanan dan Kebiasaan Ikan Baung

Makanan dan Kebiasaan Ikan Baung

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa, ikan baung tergolong carnivora dengan susunan makanan yang terdiri dari ikan, insekta, udang, annelida, nematoda, detritus, sisa-sisa tumbuhan, atau organik lainnya.

Penelitian terhadap ikan baung di Waduk Juanda menunjukan bahwa makanan utamanya adalah udang dan serangga air sebagai makanan pelengkapnya.

Sedangkan penelitian Alawi pada tahun 1992 menyebutkan bahwa terdapat 4 kategori organisme yang ditemui dalam lambung ikan baung, yaitu insekta air, detritus, ikan dan udang. Detritus ditemukan 41,4%, insekta 36,4%, ikan 31,3% dan udang 5,1%.

Sementara menurut Djajadiredja pada saat meniliti di tahun 1977 ikan baung tergolong ikan omnivora atau pemakan segala degnan makanan terdiri atas anak ikan, udang, remis, insekta, moluska, dan rumput.

Informasi yang berbeda di atas lebih disebabkan oleh lingkungan hidup ikan yang berbeda. Namun, dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa ikan baung tergolong omnivora dengan kecenderungan sebagai carnivora.

Kecenderungan carnivora ikan baung dapat dilihat dari kandungan protein pakannya yang cukup tinggi. Penelitian Gaffar pada tahun 1993 menyebutkan bahwa baung berukuran 37,7 g/ekor membutuhkan pakan yang mengandung protein 28% protein.

Sementara menurut Khan pada tahun 1993 untuk tumbuh optimal, benih baung diberikan pakan yang mengandung 40% protein. Sementara penelitian Kurnia pada tahun 2002 mengemukakan bahwa ikan baung ukuran 5,3 g/ekor membutuhkan protein 29,1% dan C/P 11,5 kkal/g.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryanti pada tahun 2003 merekomendasikan 35% protein pakan untuk pemeliharaan benih baung. Pada pemeliharaan benih, nilai efisiensi pakan, rasio efisiensi protein dan retensi protein tertinggi diperoleh pada pakan dengan kandungan protein 35%.

Pada kadar protein tinggi mencapai 40%, respon pertumbuhan menurun karena kadar protein tersebut telah melebihi batas kebutuhan ikan akan protein dan keadaan ini menyebabkan tingginya kebutuhan energi ikan untuk proses pembakaran protein pakan yang tidak digunakan untuk sintesis tubuh.

Sebagai ikan nokturnal atau aktif pada malam hari, baung aktif mencari makan pada malam hari. Pada siang hari, ikan baung bersembunyi di dalam sarang atau di balik vegetasi, batu, gua, atau pohon yang tumbang, dan kurang aktif. Ikan baung mulai keluar menjelang petang atau kondisi mulai gelap untuk mencari makan.

Benih ikan baung bersifat carnivora atau pemakan hewan. Makannya berupa berbagai zooplankton, kutu air, cacing darah, udang-udang kecil, larva moluska, dan sebagainya. Dalam pembenihan larva dan benih ikan baung diberi pakan berupa kutu air, artemia dan cacing darah.

Demikianlah postingan kali ini, semoga banyak memberi manfaat bagi pembudidaya ikan baung pada umumnya, mohon maaf apabila ada penulisan kata yang salah dan kurangnya referensi yang akurat untuk perluasan artikel ini. Salam sukses selalu untuk kita semua.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar