--> Skip to main content
Budidaya

follow us

Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan

Pemijahan secara berpasangan di dalam bak pemijahan ini adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk mendapatkan bibit Lele yang berkualitas.

Pemijahan secara berpasangan di dalam bak pemijahan ini adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk mendapatkan bibit Lele yang berkualitas.

Banyak sekali dijumpai di paran pembudidaya lele, terjadi pencapuran jenis lele yang tidak sesuai dengan standar bersertifikat.

Berikut penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
  • Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m.
  • Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang pemijahan. 
  • Di bagian atas diberi lubang dan diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. 
  • Bagian depan kotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadi gelap.
  • Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atau ember plastik atau barang bekas lain yang memungkinkan.
  • Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkan telur hasil pemijahan.
  • Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi dengan air bersih dan keringkan.

Pemijahan:
  • Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. 
  • Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00–16.00.
  • Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. 
  • Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. 
  • Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.
  • Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu air atau anak nyamuk dan setelah agak besar dapat diberi cacing dan telur rebus.
Cara lain selain dengan cara berpasang-pasangan adalah dengan cara pemijahan di bak pemijahan dengan cara masal, namun hal ini sangat tidak disarankan apalagi kalau indukan ikan lele tidak dari jenis yang sama.

Penyiapan bak pemijahan secara masal:
  • Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
  • Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satu lubang dari paralon berdiameter 4 inchi.
  • Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempat menempel telur hasil pemijahan.
  • Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin, lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.

Pemijahan:
  • Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang, induk jantan sama banyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50 pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
  • Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50-60 cm, induk beri makan secara intensif.
  • Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm.
  • Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.
  • Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele.
  • Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untuk didederkan di kolam pendederan.
Selain dengan cara-cara di atas, pemijahan pun dapat dilakukan dengan cara pemijahan buatan berikut langkah-langkahnya :

Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi  yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan.

Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:
  • Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma, disebut Follicel Stimulating Hormon. 
  • Setelah 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur).
  • Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. 
  • Saat itu merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).
  • Mendorong nafsu sex (libido)
Perlakuan dan Perawatan Bibit
a. Kolam untuk pendederan:

Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akan melukai.

Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di  antara kedua ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.

Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan  permukaan dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik
berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.

Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa  pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam.

Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan. Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.

Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.

Penjarangan:

Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volume ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang. Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan :
  • Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
  • Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar).
  • Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.
Cara penjarangan pada benih ikan lele :
  • Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
  • Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
  • Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
Pemberian pakan:
  1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
  2. Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton, yaitu Daphnia dan Artemia yang  mempunyai protein 60%. Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum.
  3. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
  4. Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap hari.
  5. Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
  6. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
  7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.
Pengepakan dan pengangkutan benih
1. Cara tertutup:
  • Kantong plastik yang kuat diisi air bersih dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara dalam plastik dikeluarkan. 
  • O2 dari tabung dimasukkan ke dalam air sampai volume udara dalam plastik 1/3–1/4 bagian.
  • Ujung plastik segera diikat rapat. Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau peti supaya
    tidak mudah pecah.
2. Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh:
  • Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran lele.  (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).
  • Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih dimasukkan sedikit demi sedikit. 
  • Jumlahnya tergantung ukurannya. 
  • Benih ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh air diganti di tempat yang teduh.

You Might Also Like:

Newest PostNewest Post
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar