--> Skip to main content
Budidaya

follow us

Prospek Agrobisnis Ikan Patin

Kini kebutuhan masyarakat akan ikan semakin meningkat. Oleh karena itu, sangat wajar jika usaha perikanan air tawar harus dipacu untuk dikembangkan. Usaha budidaya dibidang perikanan air tawar memiliki prospek yang sangat baik karena sampai saat ini ikan konsumsi, baik berupa ikan segar maupun bentuk olahan, masih belum mencukupi kebutuhan konsumen sebagai contoh Ikan Patin.

Ikan patin merupakah salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Budidaya ikan patin masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang.

Saat ini ikan patin menjadi salah satu komoditas unggulan dibidang perikanan. Ikan air tawar yang memiliki warna putih keabu-abuan ini, memiliki citarasa yang khas dan mengandung protein cukup tinggi. Ikan patin disukai banyak orang karena dagingnya yang lembut dan rasanya yang khas digemari oleh masyarakat luas.

Biasanya ikan patin untuk dikonsumsi segar maupun dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pempek, nugget, dan produk olehan perikanan lainnya. Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas, enak, lezat, dan gurih.

Ikan patin dinilai lebih aman untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan dengan daging ternak. Protein daging ikan patin cukup tinggi hingga 16,58%. Daging ikan patin tebal dan tidak banyak duri, dari berat ikan rendemennya dapat mencapai sekitar 40-50%.

Ikan patin tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya dan tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebutnya ikan patin dengan Lele bengkok. Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin.

Teknik budidaya ikan patin sebenarnya mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rasa dan danau sebagai habitat asli ikan patin.

Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam, keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini.

Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intensif. Budidaya ikan patin banyak dipilih para pelaku bisnis, karena masa pemeliharaannya lebih cepat dibandingkan dengan budidaya ikan lainnya. Sehinggga biaya produksinya juga tidak terlalu tinggi.

Kebutuhan pakan yang dibutuhkan untuk budidaya patin juga terbilang cukup mudah. Untuk burayak patin bisa diberikan pakan artemia, sedangkan untuk ikan yang lain besar bisa diberi pakan cacing sutera.

Sementara untuk meningkatkan gizi indukan ikan patin, bisa ditambakan pakan berupa daging keong yang dicampur dengan vitamin E dan minyak jagung. Keong juga sering digunakan sebagai pakan alternatif, terutama dibulang paceklik pakan. Namun disamping untuk mengurangi biaya produksi, campuran tersebut juga berfungsi merangsang induk untuk bertelur.

Perawatan budidaya ikan pating terbilang lebih mudah dibandingkan budidaya lele, bahkan bahan pakan ikan pating dapat memanfaatkan limbah rumah tangga yang tidak mengandung minyak. Disamping itu kemampuan ikan patin untuk berproduksi juga cukup tinggi, seekor induk yang subur dapat bertelur 200.000 butir telur setiap 6 bulan sekali.

Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan patin yang sering menjadi kendala adalah munculnya jamur dan bakteri yang menyebabkan turunnya kualitas ikan. Biasanya untuk mencegahnya para petani patin menjaga sanitas air, dan mengurangi pemberian pakan yang terlalu banyak.
Selain itu suhu yang terlalu dingin juga berpengaruh buruk bagi perkembangan telur patin, oleh karena itu para petani patin memasang heater atau penyimpan akuarium inkubasi di dalam ruangan agar terhindar dari suhu ekstrim. Sedangkan bagi ikan patin yang sudah cukup besar, kendalanya adalah persediaan pakan cacing sutera yang masih kurang. Pasokan cacing sutera tidak rutin karena belum bisa dikembang biakan, sehingga tergantung hasil penangkapan dari alam.

Untuk mengatasinya, petani ikan patin mengganti pakan dengan limbah peternakan berupa usus ayam. Stretegi pemasaran yang bisa dilakukan para pembudidaya ikan patin, yaitu dengan membedakan target pasar. Pemasaran ini dilakukan dengan menjual ikan patin berdasarkan umurnya.

Misalnya untuk keperluan pemasok benih, ikan patin bisa dijual ketika berusia 20 hingga 50 hari. Untuk kebutuhan konsumsi, ikan patin dijual saat berusia 7 bulan. Sedangkan untuk permintaan indukan, ikan patin biasa dijual setelah berusia 2 tahun. Dengan membedakan target pasar masing-masing, menjadikan strategi pemasaran ini cukup efektif, karena dapat menjangkau tiga jenis konsumen sekaligus.

You Might Also Like:

Oldest PostOldest Post
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar