Penyebab dan Gejala Penyakit non Infeksi Ikan Patin
Kedala terbesar ketika seseorang sedang menggeluti budidaya ikan terutama ikan patin adalah serangan hama.
Hama merupakan suatu wabah atau parasit pengganggu pembudidaya semisal dari hewan-hewan buas disekitar lahan pembudidaya, ataupun dari dalam kolam itu sendiri.
Hama juga dapat berupa penyakit yang menjangkit pada ikan, misalnya penyakit non infeksi dan penyakit infeksi. Banyak sekali yang mempengaruhi dalam pembudidaya ikan patin. Penyakit non infeksi umumnya dapat timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen.
Penyakit non Infeksi
Penyebab
Keracunan dan kekurangan gizi merupakan contoh penyakit non infeksi yang dapat ditemukan pada budidaya ikan patin. Ada beberapa faktor yang disebabkan ikan patin keracunan, yaitu pemberian pakan yang kualitasnya kurang baik dan terjadinya pencemaran air budidaya akibat tumpukan bahan organik atau sampah busuk.
Sementara itu, kurangnya gizi lebih banyak disebabkan oleh pemberian pakan tambahan yang kurang bermutu.
Gejala
Keracunan : Ikan patin terlihat megap-megap di permukaan air
Kekurangan Gizi : Tubuh kurus, kepala relatif besar, dan gerakan kurang lincah.
Tindakan
Keracunan : Berikan pakan sesuai dengan anjuran dan kebersihan lingkungan budidaya harus tetap dijaga.
Kurang Gizi : Pakan harus diberikan dalam jumlah cukup, memiliki kandungan protein tinggi, serta dilengkapi dengan vitamin dan mineral.
Penyakit Akibat Infeksi
1. Parasit
Penyebabnya :
Penyakit yang sering menyerang ikan patin adalah penyakit bintik putih atau yang lebih populer disebut white spot. Penyakit ini terjadi akibat infeksi Ichtyophirius Multifiliis yang tergolong ke dalam parasit.
Penyakit ini umumnya menyerang ikan patin yang masih berukuran benih berumur antara 1-6 minggu. Sering dijumpai secara berkelompok di lapisan lendir kulit, sirip, dan lapisan insang. Karena warnanya putih, penyakitnya disebut bintik putih.
Gejala
Terdapat bintik-bintik putih di bagian-bagian tubuh yang sudah disebutkan di atas dan ikan berenang tidak normal.
Tindakan
Untuk menanggulangi infeksi dapat digunakan formalin yang mengandung Malachite Green Oxalate (FMGO) sebanyak 4 gram/liter air. Pencegahan pada ikan-ikan patin yang berukuran lebih besar dapat dilakukan dengan perendaman selama 24 jam dalam FMGO dengan dosis 10 ml/m kubik air seminggu sekali.
2. Bakteri
Penyebab
Disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Penyakit ini menyebabkan menyerang bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai dengan pendarahan.
Gejala
Jika terserang, lendir di tubuh patin akan berkurang dan tubuh terasa kasar saat diraba.
Tindakan
Jika belum parah, lakukan pengobatan dengan cara merendam ikan menggunakan larutan berikut :
- PK (Kalium Permanganat) sebanyak 10-20 ppm selama 30-60 menit
- Nitrofuran sebanyak 5-10 ppm selama 12-24 jam
- Oksitetrasiklin sebanyak 5 ppm selama 24 jam
Selain itu, pengobatan dapat pula dilakukan dengan cara mencampurkan obat-obatan ke dalam makanan. Obat-obatan yang dapat digunakan seperti Inrofloxs-25 sebanyak 2-4 gram untuk setiap 1 kg pakan ikan.
Jika serangan telah parah, sebaiknya ikan diambil untuk dimusnahkan agar tidak menulari ikan patin lainnya.
3. Jamur
Penyebab
Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka-luka di badan ikan. Penyebabnya luka tersebut mungkin akibat penangan yang kurang baik saat pemanenan atau saat pengangkutan. Jamur yang menyerang ikan patin berasal dari golongan Achlya sp dan Saprolegnia sp.
Gejala
Terdapat luka di bagian tubuh, terutama di tutup insang, sirip, dan bagian punggung ikan. Bagian-bagian tersebut ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih hingga kecoklatan.
Tindakan
Rendam ikan tersebut di dalam larutan Malachite Green Oxalate dengan dosis 2-3 gram/m kubik air selama 30 menit. Agar ikan patin benar-benar sembuh dari penyakit, pengobatan diulang sampai tiga hari berturut-turut.
Demikianlah postingan kali ini untuk postingan berikutnya kita akan membahas tentang. Semoga artikel-artikel dalam postingan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.