--> Skip to main content
Budidaya

follow us

Parameter Oksigen untuk Kualitas Air Budiaya Ikan

Parameter Oksigen untuk Kualitas Air Budiaya Ikan

Untuk tumbuh optimal, biota budidaya membutuhkan lingkungan hidup yang optimal pula. Kualitas pengaruhnya terhadap biota budidaya sangat penting diketahui oleh pembudidaya.

Kualitas air dapat diketahui dari beberapa parameternya. Sebagai parameter untuk budidaya biota air adalah karakteristik fisik dan kimia air, yang meliputi faktor-faktor seperti oksigen.

Dilihat dari jumlahnya, oksigen adalah satu jenis gas yang terlarut dalam air dengan jumlah sangat banyak yaitu menempati urutan kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya perikanan, oksigen menempati urutan teratas.

Oksigen yang diperlakukan biota air untuk pernapasan harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga bila ketersediaannya di dalam air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya, maka segala aktivitas biota akan terhambat.

Biota air membutuhkan oksigen dalam sel darah. Bahan bakarnya untuk menghasilkan aktivitas, seperti aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan sebaliknya.

Oleh karena itu, ketersediaan oksigen bagi biota air menentukan lingkaran aktivitasnya, konversi pakan, demkian juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen, dengan ketentuan faktor kondisi lainnya adalah optimum.

Meskipun beberapa jenis ikan mampu bertahan hidup pada perairan minimum yang konsentrasi minimum yang masih dapat diterima sebagian besar spesies biota air budidaya untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm, beberapa perairan dengan konsentrasi oksigen di bawah 4 ppm, beberapa jenis ikan masih mampu bertahan hidup, akan tetapi nafsu makannya mulai menurun.

Untuk itu, konsentrasi oksigen yang baik dalam budidaya perikanan adalah antara 5-7 ppm. Hanya ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan yang mampu hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah, seperti lele, gurame, sepat, betok dan gabu.

Perubahan konsentrasi berubah-ubah dalam siklus harian. Pada waktu fajar, konsentrasi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang hari yang disebabkan oleh fotosintesis, sampai mencapai titik maksimal lewat tengah hari.

Pada malam hari saat idak terjadi fotosintesis, pernapasan organisme di dalam kolam memerlukan oksigen hingga 300 miligram oksigen diperlukan setiap jam untuk satu kilogram biota air.

Jumlah oksigen yang diperlukan bakteri dalam penguraian bahan organik di dalam lumpur tergantung dari konsentrasi dan banyaknya bahan organik yang terdapat pada dasar tambak. Pada kolam-kolam semi intensif dan intensif, pemakaian oksigen oleh lumpur kerapkali melampaui jumlah yang diperlukan oleh biota air.


You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar