Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut (kumis) pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung mempunyai 1 jari-jari keras yang beruah menjadi patil yang besar dan bergerigi di belakangnya sedangkan jari-jari lunak pada sirp ini 6 - 7 buah. Pada permukaan punggungnya terdapat sirip lemak yang ukurannya sangat kecil.
Sirip dbur agak panjang dan mempuyai 30 - 33 jari-jari lunak. Sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak sedangkan sirip dada terdapat 1 jari-jari keras yang berubah menjadi patil dan 12 - 13 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak dan berbentuk simetris.
Pada saat masih berukuran kecil (5-12 cm) patin dapat dipajang di akuarium sebagai ikan hias. Tubuhnya terlihat seperti ikan lele, warnanya perak mengkilat dan gerakkannya lincah. Ketika ukurannya lebih besar postur tubuhnya besar menyerupai ikan hiu walaupun ikan patin tergolong ikan yang cukup jinak dan mudah pemeliharaannya.
Tubuh patin terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Kepalanya kecil, dan gepeng dengan batok kepala yang keras. Mata yang kecil, hidung yang kecil, mulut yang bercelah lebar dengan 2 pasang sungut maksila dan mandibula, atau kumis. inilah yang menjadi ciri khas catfish (ikan berkumis seperti kucing. Pada rongga mulut mempunyai gigi palatin yang terpisah dari tulang vomer. Tutup insang tidak terlalu besar, menutup bagian kepala.
Ikan patin hidup di sungai dalam, agak keruh, dasar berlumpur dan sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air. Artinya, ikan ini dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH 5) sampai perairan yang basa (pH 9). Kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3 - 6 ppm, sementara karbondioksida yang bias ditolerir berkisar antara 9 - 20 ppm, dengan alkalinitas antara 80 - 250. Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28 - 30 oC.
Ikan patin habitatnya di alam, hidup diperairan umum seperti di Kalimantan dan Sumatra Selatan. Selain di Indonesia ikan pati merupakan ikan sungai yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, seperti Thailand, Kamboja, Laos, Burma dan Vietnam.
Jenis ikan ini termasuk ikan dasar. Di alam bebas ikan patin biasanya selalu bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai atau kali. Ikan ini keluar dari tempat persembunyiannya pada malam hari dan biasanya banyak melakukan aktifitas di malam hari ikan ini lebih suka hidup dibagian dasar perairan dibandingkan dengan di permukaan.
Nafsu makan ikan akan teransang apabila ikan-ikan tersebut bergerombol. Ikan patin termasuk ikan dasar, hal ini bisa dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah. Di sungai, ikan patin suka bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai habitat hidupnya.
Ikan patin berdasarkan kebiasaan makannya termasuk ikan pemakan segala dan secara alami makannya terdiri dari serangga, biji-bijian, ikan rucah, udang-udangan, cacing dan moluska. Namun saat larva lebih bersifat karnovora. Makanan yang disukainya adalah Brachionus sp, Crustacea, Cladocera. Larva yang baru habis kuning teluarnya mempunyai sifat kanibal yang tinggi. Khusus dalam kolam pemeliharaan makanan larva barupa pakan alami, seperti artemia sp, Daphnia sp. dan pakan buatan.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis ikan patin. Jenis yang banyak ditangkap dan berukuran besar serta sudah banyak diteliti adalah Pangasius. Kerabat patin diantaranya adalah ikan Juaro, ikan Rios, Lancang, ikan Pedado dan ikan Lawang.
Demikianlah postingan kali ini, untuk penjelasan jenis-jenis ikan patin akan dibahas pada postingan berikutnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi para pemula yang ingin mengembangkan ikan patin sebagai bisnis utama.